Karma ( bahasa Sanskerta: à€à€°à¥à€®Karma.ogg â) adalah konsep "aksi" atau "perbuatan" yang dalam agama Hindu dan agama Buddha dipahami sebagai sesuatu yang menyebabkan seluruh siklus kausalitas (yaitu, siklus yang disebut " samsara "). Konsep ini berasal dari India kuno dan dijaga kelestariannya di filsafat Hindu, Jain, Sikh dan Buddhisme. [1]
Sejarah terjadinya upacara dalam agama Buddha. 1) Sang Buddha tidak pernah mengajar cara upacara. Sang Buddha hanya mengajarkan Dhamma agar semua makhluk terbebas dari penderitaan. 2) Upacara yang ada pada saat itu hanyalah upacara penahbisan bhikkhu & samanera. 3) Upacara yang sekarang ini kita lihat merupakan perkembangan dari kebiasaan yang
Ajaran dalam agama Hindu terutama lebih difokuskan pada Diri yang kekal (Atman) sedangkan dalam ajaran agama Buddha lebih kepada realitas objektif atau bukan-Diri (Anatma). Oleh karena itu, mereka pada dasarnya berbeda dalam interpretasi mereka tentang berbagai konsep dan pengalaman spiritual.
Mencari keselamatan dalam Agama Buddha bukan dengan memajang ornamen Buddhis di berbagai sisi rumah, membuat tato di badan berupa simbol-simbol buddhis agar terhindar dari mara bahaya, atau pergi ke tempat-tempat keramat, dan membawa jimat. Bukan, bukan seperti itu.
3. Mantra: GUNARATNASILA DHARANI Sang Buddha bersabda: Umat yang pernah berbuat jahat, lalu ia menyesal, berjanji bertobat dan tekun membaca Dharani ini sampai akhir penghidupannya, ia tidak akan jatuh ke dalam neraka Avici, ia akan terlahir di alam bahagia. Bacalah Dharani ini: "Namo Buddhaya! Namo Dharmaya! Namo Sanghaya! Om! Siddhi Halulu
Menurut Agama Buddha konsep keselamatan adalah usaha dari mahluk itu sendiri, entah manusia, siluman, mahluk halus dan lain-lain. Untuk mencapai suatu kondisi yang disebut âNibbanaâ sehingga tidak perlu mengalami siklus hidup, mati, dilahirkan kembali (tumimbal lahir). Menurut Mahayana, seorang dapat berdoa kepada Budha untuk pelepasan.
Ys592.
mantra dalam agama buddha